Artikel ini Original Hasil Copy Paste

608 : HUKUM MENULIS RAJAH

608 : HUKUM MENULIS RAJAH - Hallo sahabat Artikel Copy Paste, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 608 : HUKUM MENULIS RAJAH, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel mu'amalah, yang kami tulis ini dapat anda pahami dengan Baik. Selamat membaca.

Judul : 608 : HUKUM MENULIS RAJAH
link : 608 : HUKUM MENULIS RAJAH


Baca juga


608 : HUKUM MENULIS RAJAH

PERTANYAAN

Sang Aji

Assalamualaikum Warahmatullah.. *bagaimana hukum menulis rajah dan ditempel diding/di taruh di atas pintu?


JAWABAN

Brojol Gemblung _

wa'alaikum salam
ﺍﻟﻔﺘﺎﻭﻯ ﺍﻟﺤﺪﻳﺜﻴﺔ ﻻﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺘﻤﻲ ﺻﻔﺤﺔ19

- 19 ﻭﺳﺌﻞ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ، ﻣﺎ ﺣﻜﻢ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﻌﺰﺍﺋﻢ ﻭﺗﻌﻠﻴﻘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺒﻴﺎﻥ ﻭﺍﻟﺪﻭﺍﺏ؟

ﻓﺄﺟﺎﺏ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ : ﻭﻓﺴﺢ ﻓﻲ ﻣﺪﺗﻪ : ﻳﺠﻮﺯ ﻛﺘﺐ ﺍﻟﻌﺰﺍﺋﻢ ﺍﻟﺘﻲ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻬﺎ ﺷﻲﺀ ﻣﻦ ﺍﻷﺳﻤﺎﺀ ﺍﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﻌﺮﻑ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ، ﻭﻛﺬﻟﻚ ﻳﺠﻮﺯ ﺗﻌﻠﻴﻘﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺍﻵﺩﻣﻴﻴﻦ ﻭﺍﻟﺪﻭﺍﺏ ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ.

Imam Ibnu Hanya ditanya apa hukum menulis azimat2, dan mengantungkannya kepada anak kecil dan binatang?

Maka beliau menjawab, semoga Allah meridhainya. Boleh menulis azimat yg tidak ada padanya sesuatu dari nama2 yg tidak diketahui maknanya, begitu juga mengantungkannya pada anak adam dan binatang.


Sunde Pati

nduk Nunu Nurul Qomariyah ini saya tambahi cara menulis rajah ya

قال شيخنا الجوهري نقلا عن مشايخه يشترط في كاتب التميمة أن يكون على طهارة وأن يكون في مكان طاهر وأن لا يكون عنده تردد في صحتها وأن لا يقصد بكتابتها تجربتها وأن لا يتلفظ بما يكتب وأن يحفظها عن الأبصار بل وعن بصره بعد الكتابة وبصر ما لا يعقل وأن يحفظها عن الشمس وأن يكون قاصدا وجه الله في كتابتها وأن لا يشكلها وأن لا يطمس حروفها وأن لا ينقطها وأن لا يتربها وأن لا يمسها بحديد وزاد بعضهم شرطا للصحة وهو أن لا يكتبها بعد العصر وشرطا للجودة وهو أن يكون صائما

kitab hasyiyah assyarwani alat tuhfah juz 1 hal 149 syameela

syaikhuna aljauhari mengutip riwayat dari guru2nya,beliau mengatakanseseorang penulis azimat harus memenuhi beberapa syarat diantaranya :
1=dalam keadaan suci
2=ditempat yang suci
3=jangan sampai meragukan keshohihannya/khasiatnya alias harus mantap
4=jangan ada tujuan sekedar mencoba
5=jangan melafadzkan pada huruf2 yang tertulis
6=harus dijaga,jangan sampai terlihat orang lain,atau terlihat binatang tak berakal atau bahkan terlihat oleh penulis sendiri setelah azimat tersebut selesai ditulis
7=harus dijaga jangan sampai terkena sinar matahari
8=ketika menulis diniati hanya mencari ridlo ALLOH semata
9=jangan diharokati
10=huruf2nya jangan sampai ada yang terhapus
11=jangan diberi titik pada huruf2nya
12=jangan sampai terkena debu
13=jangan sampai tersentuh barang2 dari besi dan sebagian ulama' menambahkan satu syarat lagi untuk keshohihan/keampuhan azimat yaitu jangan ditulis setelah ashar dan ada satu syarat lagi untuk menambah daya magicnya,yaitu penulis harus dalam keadaan puasa

WALLOHU A'LAM


Demikianlah Artikel 608 : HUKUM MENULIS RAJAH

Sekianlah artikel 608 : HUKUM MENULIS RAJAH kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 608 : HUKUM MENULIS RAJAH dengan alamat link https://cekgoblog.blogspot.com/2013/03/608-hukum-menulis-rajah.html Bila Artikel ini Bermanfaat Silahkan Bagikan ke akun sosmed SAHABAT SEMUA

Share :

Facebook Twitter Google+ Lintasme
0 Komentar untuk "608 : HUKUM MENULIS RAJAH"

Back To Top