584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL - Hallo sahabat Artikel Copy Paste, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel bab nikah, yang kami tulis ini dapat anda pahami dengan Baik. Selamat membaca.
Judul : 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL
link : 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL
PERTANYAAN
Anda sekarang membaca artikel 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL dengan alamat link https://cekgoblog.blogspot.com/2013/03/584-hukum-menikahi-dan-menceraikan.html Bila Artikel ini Bermanfaat Silahkan Bagikan ke akun sosmed SAHABAT SEMUA
Judul : 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL
link : 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL
584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL
Ardiy Yantho Gepenk
ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKAATUH...
KULO NUWUUUUUUUUUN...
Badhe tangklet duluuuuuuuurrrrr...
Apa hukumnya menceraikan istri yg hamil bukan karna kita..??
Apa hukumnya menikahi wanita yg sedang hamil, tapi kehamilannya karna perbuatan kita yg menggiurkan..???
Nyuwun jawaban sekalian dalil ipun...
Monggo luuuuuuur...
Cleguuuk... Karo ngopi
JAWABAN
Siroj Munir
wa'alaikum salam
1.Mentalak istri yang sedang hamil, hukumnya boleh dan sah.
2.Hukum menikahi wanita yang hamil dari perzinaan bagi lelaki yang menghamilinya hukumnya boleh dan sah. Sedangkan bagi lelaki yang tidak menghamilinya juga boleh menikahi wanita tersebut dan pernikahannya juga sah, namun hukumnya makruh. Alloh berfirman :
الزَّانِي لَا يَنْكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin." ( An-Nur : 3 )
Referensi :
Mughnil Muhtaj, Juz : 4 Hal : 499
و) يحل (طلاق من ظهر حملها) وإن كانت تحيض؛ لأن بأخذ العوض وظهور الحمل ينعدم احتمال الندم
Al-Muhadzdzab, Juz : 2 Hal : 445
ويجوز نكاح الحامل من الزنا لان حملها لا يلحق بأحد فكان وجوده كعدمه
Al-Hawi Al-Kabir, Juz : 9 Hal : 188-189
قال الماوردي: اعلم أننا نكره للعفيف أن يتزوج بالزانية ونكره للعفيفة أن تتزوج بالزاني لعموم قوله تعالى: {الزاني لا ينكح إلا زانية أو مشركة والزانية لا ينكحها} الآية (النور: 3) ولما روي عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: فعليك بذات الدين تربت يداك
Sunde Pati
بغية المسترشدين (ص: 419)
يجوز نكاح الحامل من الزنا سواء الزاني وغيره ووطؤها حينئذ مع الكراهة
boleh menikahi orang yg hamil dari zina,entah itu yg menghamili maupun orang lain,dan boleh juga bersenggama dengan wanita tadi tapi disertai kemakruhan
iki tak tambahi
dari ibnu umar bahwasannya dia mencerai istrinya yg lagi haid,,lalu umar bercerita pada nabi lalu nabi bersabda,,kembalilah padanya dan cerailah saat dia dlm keadaan suci atau keadaan hamil
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنِى مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ أَبِى الأَحْوَصِ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ ح وَأَخْبَرَنَا عَلِىُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا الْحَضْرَمِىُّ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ قَالاَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَوْلَى أَبِى طَلْحَةَ عَنْ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِىَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ :« مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا أَوْ حَامِلاً ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِى الصَّحِيحِ عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ أَبِى شَيْبَةَ
السنن الكبرى للبيهقي وفي ذيله الجوهر النقي (325/7
ASSALAMU'ALAIKUM WAROHMATULLOHI WABAROKAATUH...
KULO NUWUUUUUUUUUN...
Badhe tangklet duluuuuuuuurrrrr...
Apa hukumnya menceraikan istri yg hamil bukan karna kita..??
Apa hukumnya menikahi wanita yg sedang hamil, tapi kehamilannya karna perbuatan kita yg menggiurkan..???
Nyuwun jawaban sekalian dalil ipun...
Monggo luuuuuuur...
Cleguuuk... Karo ngopi
JAWABAN
Siroj Munir
wa'alaikum salam
1.Mentalak istri yang sedang hamil, hukumnya boleh dan sah.
2.Hukum menikahi wanita yang hamil dari perzinaan bagi lelaki yang menghamilinya hukumnya boleh dan sah. Sedangkan bagi lelaki yang tidak menghamilinya juga boleh menikahi wanita tersebut dan pernikahannya juga sah, namun hukumnya makruh. Alloh berfirman :
الزَّانِي لَا يَنْكِحُ إِلَّا زَانِيَةً أَوْ مُشْرِكَةً وَالزَّانِيَةُ لَا يَنْكِحُهَا إِلَّا زَانٍ أَوْ مُشْرِكٌ وَحُرِّمَ ذَلِكَ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ
"Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin." ( An-Nur : 3 )
Referensi :
Mughnil Muhtaj, Juz : 4 Hal : 499
و) يحل (طلاق من ظهر حملها) وإن كانت تحيض؛ لأن بأخذ العوض وظهور الحمل ينعدم احتمال الندم
Al-Muhadzdzab, Juz : 2 Hal : 445
ويجوز نكاح الحامل من الزنا لان حملها لا يلحق بأحد فكان وجوده كعدمه
Al-Hawi Al-Kabir, Juz : 9 Hal : 188-189
قال الماوردي: اعلم أننا نكره للعفيف أن يتزوج بالزانية ونكره للعفيفة أن تتزوج بالزاني لعموم قوله تعالى: {الزاني لا ينكح إلا زانية أو مشركة والزانية لا ينكحها} الآية (النور: 3) ولما روي عن النبي - صلى الله عليه وسلم - أنه قال: فعليك بذات الدين تربت يداك
Sunde Pati
بغية المسترشدين (ص: 419)
يجوز نكاح الحامل من الزنا سواء الزاني وغيره ووطؤها حينئذ مع الكراهة
boleh menikahi orang yg hamil dari zina,entah itu yg menghamili maupun orang lain,dan boleh juga bersenggama dengan wanita tadi tapi disertai kemakruhan
iki tak tambahi
dari ibnu umar bahwasannya dia mencerai istrinya yg lagi haid,,lalu umar bercerita pada nabi lalu nabi bersabda,,kembalilah padanya dan cerailah saat dia dlm keadaan suci atau keadaan hamil
أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْحَافِظُ أَخْبَرَنِى مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ الْحُسَيْنِ بْنِ مَنْصُورٍ حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ أَبِى الأَحْوَصِ حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ ح وَأَخْبَرَنَا عَلِىُّ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ عَبْدَانَ أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَيُّوبَ حَدَّثَنَا الْحَضْرَمِىُّ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ قَالاَ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ مَوْلَى أَبِى طَلْحَةَ عَنْ سَالِمٍ عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ طَلَّقَ امْرَأَتَهُ وَهِىَ حَائِضٌ فَذَكَرَ ذَلِكَ عُمَرُ لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ :« مُرْهُ فَلْيُرَاجِعْهَا ثُمَّ لِيُطَلِّقْهَا طَاهِرًا أَوْ حَامِلاً ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِى الصَّحِيحِ عَنْ أَبِى بَكْرِ بْنِ أَبِى شَيْبَةَ
السنن الكبرى للبيهقي وفي ذيله الجوهر النقي (325/7
Demikianlah Artikel 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL
Sekianlah artikel 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel 584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL dengan alamat link https://cekgoblog.blogspot.com/2013/03/584-hukum-menikahi-dan-menceraikan.html Bila Artikel ini Bermanfaat Silahkan Bagikan ke akun sosmed SAHABAT SEMUA
0 Komentar untuk "584 : HUKUM MENIKAHI DAN MENCERAIKAN ISTRI DALAM KEADAAN HAMIL"