Artikel ini Original Hasil Copy Paste

1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK

1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK - Hallo sahabat Artikel Copy Paste, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel fiqih wanita, yang kami tulis ini dapat anda pahami dengan Baik. Selamat membaca.

Judul : 1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK
link : 1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK


Baca juga


1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK

PERTANYAAN 

Aulia Ziawan

Assalamu'alaikum
maaf mau tanya
apakah hukum mencukur bulu ketiak dan kemaluan?trmksh
Wassalam

JAWABAN

Ibnu Hasyim Alwi

Wa alaikum salam


MEN-KERIK (MENGHABISKAN) BULU KEMALUAN & MENCUKUR KUMIS & MEMOTONG KUKU & MENCABUT BULU KETIAK... HUKUMNYA ADALAH SUNNAH.
-> mencukur bulu kemaluan caranya bagi lelaki : dengan mencukur habis, dan bagi wanita dengan mencabuti bulu kemaluannya.
bulu kemaluan adalah : yang tumbuh di sekitar kemaluan depan dan kemaluan belakang.
-> kesunnahannya adalah setiap 40 hari sekali,, akan tetapi bagi yang sudah lebat bulunya / panjang kukunya sebelum 40 hari disunnahkannya pula baginya untuk menghilangkannya,, yang INTI nya kesunnahan mencukur berbeda-beda bagi setiap orang.
-> bulu ketiak boleh di cukur oleh orang lain yang termasuk mahromnya,, akan tetapi bulu kemaluan tidak boleh di cukur oleh orang lain walaupun mahrom nya sendiri (kecuali ada hubungan suami istri, akan tetapi makruh hukumnya bagi suami / istri saling melihat kemaluan satu sama lain).
-> keutamaan mencabut bulu ketiak adalah bagi yang kuat, karena mungkin sudah terbiasa atau mungkin dia tahan sakit.
-> mendapatkan kesunnahan menghilangkan bulu ketiak tidak harus dengan mencabutinya, dengan mencukurnya pun sudah mendapatkan kesunnahannya.
-> disunnahakan mendahulukan ketiak bagian kanan ketika menghilangkan bulunya.
Referensi Kitab :
حدثنا قُتَيْبَةُ ، حدثنا جعفربنُ سُلَيْمَان َ ، عن أَبي عِمْرَانَ الْجَوْنِي ِّ ، عن أَنَسِ بنِ مَالِكٍ ، قَالَ: «وُقِّتَ لَنَا رسول الله في قصِّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيم ِ الأَظْفَار ِ وَحَلْقِ الْعَانَةِ وَنَتْفِ الإِبِطِ أَنْ لاَ نَتْرُكَ أَكْثَرَ مِنْ أَرْبَعِين َ يَوْماً» .
"Bercerita pada kami Qutaibah, Bercerita pada kami Ja’far bin Sulaiman,Bercerita pada kami Abi Imram al-Juwainy , Bercerita pada kami Anas Bin Maalik ra, ia berkata, berkata padaku Rasulullah SAW “kami memberi batas waktu dalam mencukur kumis, memotong kuku, membersihkan bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan agar tidak ditinggalkan lebih dari batas waktu 40 hari” (HR. Muslim).

> Mughnil Muhtaj :
وأن يحلق العانة ويقلم الظفر وينتف الإبط، ويجوز حلق الإبط ونتف العانة ويكون آتياً بأصلالسنة. قال المصنف في تهذيبه: والسنة في الرجل حلق العانة، وفي المرأة نتفها والخنثى مثلـها كما بحثه شيخنا. والعانة الشعر النابت حول الفرج والدبر
"Dan hendaknya dicukur bulu kemaluan, dipotong kuku, dicabuti bulu ketiak dan boleh bila bulu ketiak dicukur, bulu kemaluan dicabuti dan yang demikian justru lebih sesuai asal kesunahan. Pengarang berkata dalam kitab at-Tahdzib “Yang disunahkan bagi pria mencukur bulu kemaluan,bagi wanita mencabutinya, bagi banci seperti wanita seperti yang telah dibahas oleh guru kami”.‘Aanah adalah bulu yang tumbuh disekitar kemaluan dan dubur.

> Fatawi Ibnu Hajar al Haitami :
وَمِنْ ثَمَّ قَالَ الأَئِمَّة ُ فِي حَلْقِ الْعَانَةِ وَالإِبْطِ وَالْقَلْم ِ وَقَصِّ الشَّارِبِ : (أَنَّ ذَلِكَ لا يَتَقَيَّد ُ بِمُدَّةٍ بَلْ يَخْتَلِفُ بِاخْتِلاف ِ الأَبَدَان ِ وَالْمَحَا لِّ فَيُعْتَبَ رُ وَقْتُ الْحَاجَةِ إلَى إزَالَةِ ذَلِكَ فِي حَقِّ كُلِّ أَحَدٍ بِمَا يُنَاسِبُه ُ
"Karenanya para imam-imam (tokoh-tokoh ulama) berkata dalam hal mencukur bulu kemaluan, ketiak, memotong kuku dan kumis “Yang demikian tidak dibatasi dengan masa namun akan berbeda masanya di masing-masing tubuh seseorang dan kondisinya , maka yang menjadi pertimbangan dalam kesunahannya adalah waktu yang sesuai saat dibutuhkan menghilangkannya pagi setiap personal individu seseorang” .

> Fathul Bari :
ويفترق الحكم في نتف الإبط وحلق العانة أيضاً بأن نتف الإبط وحلقه يجوز أن يتعاطاه الأجنبي،بخلاف حلق العانة فيحرمإلا في حق من يباح له المس والنظر كالزوج والزوجة
"Dan dibedakan hukum dalam mencabuti bulu ketiak dengan mencukur bulu kemaluan yakni bahwa mencabut dan mencukur bulu ketiak boleh dilakukan orang lain berbeda dengan mencukur bulu kemaluan maka haram dilakukan orang lain kecuali bagi orang yang punya hak diperboleh kan memegang serta melihatnya seperti sepasang suami istri.

> Syarah Nawawi 'ala shahih muslim
أما نتف الإبط فسنة بالاتفاق والأفضل فيه النتف لمن قوي عليه ويحصل أيضاً بالحلق وبالنورة. وحكي عن يونسبن عبد الأعلى قال: دخلتعلى الشافعي رحمه الله وعنده المزين يحلق إبطه فقال الشافعي: علمت أن السنة النتف ولكن لا أقوى على الوجع. ويستحب أن يبدأ بالإبط الأيمن
"Sedang dalam mencabuti bulu ketiak maka sunnah hukumnya atas kesepakatan ulama, yang utama mencabutinya bagi orang yang kuat (menahan sakitnya) dan kesunahannya juga sudah diperoleh dengan dicukur dan (dihilangkan memakai) kapur.
Dihikayahkan dari Yunus Bin Abd al-A’laa “aku mendatangi as-Syafi’i dan didekatnya al-Muziin yang sedang mencukur bulu ketiaknya, as-Syafi’i berkata “Aku tahu bahwa yang sunnah mencabutinya namun aku tidak kuat sakit”.Dan disunahkan memulai dengan bulu ketiak bagian kanan. wallahu a'lam.


LINK DOKUMEN : 

 https://www.facebook.com/notes/huda-sarungan-humor-dan-dawah-sarana-untuk-ngaji/1132-hukum-mencukur-bulu-ketiak/664056786952396


Demikianlah Artikel 1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK

Sekianlah artikel 1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK dengan alamat link https://cekgoblog.blogspot.com/2013/10/1132-hukum-mencukur-bulu-ketiak.html Bila Artikel ini Bermanfaat Silahkan Bagikan ke akun sosmed SAHABAT SEMUA

Share :

Facebook Twitter Google+ Lintasme

Related Post:

0 Komentar untuk "1132 : HUKUM MENCUKUR BULU KETIAK "

Back To Top